[ Sabtu, 02 Mei 2009 ]
Atraksi Kembang Api Warnai Pembukaan SSF 2009
Tadi malam acara tersebut resmi dibuka, diwarnai pesta kembang api di 15 mal peserta SSF dan pelepasan 716 balon berisi berbagai macam hadiah.
Acara pembukaan SSF tadi malam pukul 18.30 dipusatkan di atrium Tunjungan Plaza (TP) III. Ratusan pengunjung memadati hampir seluruh lantai yang mengelilingi atrium tersebut demi mengikuti prosesi acara.
Beberapa atraksi menarik ditampilkan panitia. Di dalam atrium, ada tari-tarian khas Madura hingga reog Ponorogo. Di luar gedung, acara pembukaan diwarnai kembang api yang dinyalakan secara berurutan di 15 mal peserta SSF.
Kelima belas mal itu adalah Plaza Tunjungan, Mal Galaxy, Hi-Tech Mall, ITC Mega Grosir, City of Tomorrow, BG Junction, Maspion Square, Golden City Mall, dan Plasa Marina. Juga, Darmo Trade Center (DTC), Pasar Atum Mall, Surabaya Town Square, PTC/Supermal, WTC Handphone Center, dan Royal Plaza.
Kembang api pertama dinyalakan di TP pukul 19.00, sebagai tempat pembukaan SSF. Selanjutnya, setelah jadwalnya diatur panitia, kembang api dinyalakan secara berurutan di 14 mal lainnya. Di masing-masing mal, kembang api dinyalakan 6-7 menit. Berarti, sekitar 1,5 jam warga Surabaya yang berada di sekitar 15 mal peserta SSF tersebut bisa menyaksikan ''hiburan langit'' itu. Atraksi kembang api itu pun masuk Museum Rekor Indonesia (Muri).
Sepanjang acara, Wali Kota Surabaya Bambang D.H. kerap mengumbar senyum. Begitu pula dengan Wawali Arif Afandi. Di antara deretan tamu yang datang, ada Ketua Pelaksana SSF 2009 Neil V. Storey. Hadir pula mewakili Jawa Pos yang mendukung penuh acara tersebut, Wakil Direktur Jawa Pos Azrul Ananda. Tamu-tamu lain adalah Stefanus Ridwan, ketua umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan Didi Woelyadi Simson, ketua DPD APPBI Jatim.
Hadir pula Sekjen APPBI DPD Jatim Ruddy Soekamto, General Manager Supermal-Pakuwon Trade Center Sutandi Purnomosidi, dan wakil mal-mal peserta SSF.
Ketika menyampaikan sambutan, Wali Kota Surabaya Bambang D.H. menyatakan sangat optimistis terhadap program SSF ini. Dia yakin jumlah transaksi belanja selama sebulan penuh pelaksanaan SSF bakal sangat besar. Dasarnya adalah pengalaman dua tahun terakhir, yang juga diadakan SSF.
Pada 2007, kata dia, jumlah transaksi mencapai Rp 315 miliar. Tahun berikutnya melonjak menjadi Rp 425 miliar. ''Padahal, jumlah itu hanya hitung-hitungan dari satu bank. Dan ini belum dihitung dengan transaksi yang langsung,'' paparnya.
Dalam kesempatan itu, Bambang juga memuji kekompakan para pengelola mal yang mau bersatu untuk membuat acara SSF. Dia menuturkan, di tengah krisis keuangan global dan seretnya dunia industri, belasan mal itu mau menyatukan langkah dan menyingkirkan dulu iklim persaingan.
Wakil Direktur Jawa Pos Azrul Ananda menyatakan, sampai saat ini hanya Surabaya yang mampu menyelenggarakan even seperti SSF. Padahal, kenyataannya, belasan mal itu terlibat dalam sebuah persaingan usaha. Dalam konteks ini, Azrul bahkan menyebut Surabaya sebagai kota yang aneh. ''Namun, ini aneh yang asyik,'' katanya. Hal yang hampir sama diungkapkan Neil V. Storey dan Didi Woelyadi Simson. (nur/kum)